Merdeka, kata yang banyak diperbincangkan khususnya di dunia pendidikan saat ini, apa sebenarnya merdeka belajar itu, dan apa itu merdeka mengajar itu ? ketika kita coba tanyakan kepada praktisi pendidikan kita akan menemukan ragam jawaban yang berbeda-beda. Termasuk dalam tulisan artikel saya ini. Pembaca akan menemukan satu sudut pandang yang sedikit berbeda, tetapi akan saya coba kemas ringan agar mudah dicerna. Sebelum membaca artikel ini, mari kita menyanyi dulu lagu anak TK sambil menggerakkan jari.
Satu jari kanan satu jari kiri
ku gabung menjadi dua, menjadi jembatan
Dua jari kanan dua jari kiri ku gabung
menjadi empat, menjadi kamera
Tiga jari kanan tiga jari kiri
ku gabung menjadi enam, menjadi kelinci
Empat jari kanan empa jari kiri
ku gabung menjadi delapan, jadilah rumahku
Lima jari kanan lima jari kiri
ku gabung menjadi sepuluh ku buat berdoa.
Kenapa saya mengajak semuanya bernyanyi lagu anak TK ini ? bukan tanpa sebab, agar kita sedikit
melupakan kepenatan, dengan mengingat kebahagiaan masa kecil, kebahagiaan yang
tanpa syarat itulah kebahagiaan anak-anak, sangat berbeda dengan orang dewasa,
untuk bahagia saja butuh banyak syarat, tetapi
bukan hanya itu, lagu di atas merupakan intisari dari merdeka belajar
dan merdeka mengajar versi saya pribadi. Berikut penjelasannya.
Satu jari kanan satu jari kiri ku gabung menjadi dua, menjadi jembatan. Seorang Guru sebagai pemimpin pembelajaran, harus menumbuhkan kesadaran diri bahwa tugasnya adalah sebagai jembatan menuju kepada keselamatan dan kebahagiaan seorang murid. Seorang murid sudah punya kodrat alamiahnya masing – masing sehingga sangat memungkinkan titik kebahagian yang dituju murid satu dengan murid yang lain berbeda, apalagi dengan gurunya, oleh karena itu pengelolaan program pendidikan yang berdampak pada murid hendaknya bertujuan menuntun tumbuh kembang murid sesuai kodratnya masing-masing, di sini jelas bahwa murid diharapkan tumbuh sesuai kodratnya masing-masing. Memastikan murid aman dan selamat dalam perjalanan mereka sampai pada pulau kebahagian mereka masing-masing itulah tugas guru, menjadi jembatan bagi murid menuju pulau kebahagiaan mereka.
Dua jari kanan dua jari kiri ku gabung menjadi empat,
menjadi kamera. Agar murid dapat berkembang sesuai kodratnya masing-masing, satu nilai yang harus dipegang seorang guru dalam pendidikan adalah
berpihak pada murid. Bagaimana seorang guru dapat berpihak pada murid jika guru
tidak memahami murid, karena itu penting seorang guru harus banyak merekam murid sebagaimana
kamera, merekam disini diartikan seorang guru harus banyak mengamati potensi
murid sehingga guru mampu mengarahkan murid dengan tepat, dalam praktiknya jika
seorang guru mampu mengamati potensi dan keberagaman murid, akan tercipta
pembelajaran yang berdiferensiasi, pembelajaran yang memahami dan mengakomodir
keberagaman murid, setiap murid merasa terlayani. Bukankah sangat membahagiakan jika
setiap murid merasa diperhatikan dan dilayani dengan baik. Tidak cukup melihat potensi
murid, seorang guru juga harus pandai mengamati potensi aset yang dimiliki
sekolah, sehingga aset-aset yang dimiliki bisa dimaksimalkan untuk proses
pendidikan murid, baik aset fisik seperti gedung dan prasarana lain, aset
lingkungan dan juga aset budaya.
Tiga jari kanan tiga jari kiri ku gabung menjadi enam, menjadi
kelinci, kelinci identik dengan
kupingnya yang panjang, hewan yang punya indra pendengaran sangat baik. Selain
mengamati seorang guru juga harus banyak mendengar, mendengar suara murid,
mendengar suara teman sejawat, mendengar suara masyarakat sekitar lingkungan
belajar. Tuhan menciptakan manusia dua telinga dan satu mulut tujuannya agar manusia
lebih banyak mendengar dari pada berbicara. Dalam aplikasinya pada pembelajaran,
mendengarkan menjadi sangat penting bagi guru, memberi kesempatan murid untuk berbicara,
melakukan presentasi akan membuat pembelajaran menjadi lebih aktif dan
menyenangkan bagi murid. Biarkan potensi
– potensi yang ada pada murid muncul dengan banyak memberikan kesempatan mereka
berbicara, tentunya pembicaraan yang terarah. Mendengarkan murid dengan seksama ini
akan memberikan banyak informasi bagi guru tentang potensi yang dimiliki murid
sehingga seorang guru akan lebih tepat dalam mengarahkan mereka. Mendengarkan
pendapat murid dalam membuat progam sekolah akan memunculkan rasa kepemilikan
murid pada program sekolah sehingga akan menumbuhkan rasa tanggungjawab pada
diri murid untuk melaksanakan program sekolah. Tidak hanya mendengar murid, mendengarkan saran teman sejawat akan menumbuhkan jiwa reflektif, mendengarkan keluh kesah permasalahan pembelajaran teman sejawat akan menjadikan seorang guru menjadi coach yang baik bagi teman sejawatnya.
Empat jari kanan empat jari kiri ku gabung menjadi delapan,
jadilah rumahku. Visi guru sangat
berkaitan dengan bagaimana menciptakan lingkungan belajar yang berpihak pada
murid, menciptakan rumah yang aman dan nyaman bagi mereka, rumah yang mampu menciptakan ruang kebahagiaan bagi murid, rumah yang tidak
hanya tempat mencari ilmu tetapi rumah yang mampu menumbuhkan budaya positif
yaitu rumah yang dapat menumbuhkan motivasi intrinsik pada murid, motivasi yang
tumbuh dari dalam diri murid itu sendiri, dan jika motivasi intrinsik ini sudah
tertanam pada murid, sesungguhnya mereka telah menjadi manusia yang merdeka. Murid
yang telah merdeka belajar tidak terbelenggu lagi dengan alasan-alasan ekstrinsik dalam belajar. Murid yang telah merdeka belajar akan menjadi seorang pembelajar yang belajarnya bukan
karena adanya peraturan, adanya hukuman
atau karena adanya hadiah tetapi karena kecintaannya dengan belajar. Jiwa merdeka belajar akan melahirkan pembelajar sepanjang hayat.
Lima jari kanan lima jari kiri ku gabung menjadi sepuluh ku buat berdoa. Dimensi doa adalah satu dimensi yang tidak boleh
lepas dari seorang guru. Kesadaran penuh
akan keterbatasan diri dan kesadaran akan adanya kekuatan yang jauh lebih lebih besar yang
mengatur segalanya akan membuat kita menjadi lebih tenang. Kesadaran bahwa
seorang guru hanya mampu berusaha memberikan pelayanan yang terbaiknya kepada
murid, selebihnya tetap Tuhan yang menentukan
hasilnya, akan membuat kita tidak mudah kecewa, jika hasil yang kita harapkan atau tidak sesuai ekspektasi, begitu juga sebaliknya jika kita menghadapi kondisi murid
yang sangat komplek tantangannya sehingga mulai muncul rasa pesimis, dengan
dimensi doa seorang guru akan tetap punya harapan, harapan akan Tuhannya yang
Maha Kuasa, Maha Mengatur segalanya. Dengan dimensi ini akan muncul jiwa-jiwa
yang ikhlas, jiwa ikhlas itulah jiwa merdeka, dan guru yang ikhlas dalam mengajar ialah guru yang telah merdeka mengajar.
Komentar
Posting Komentar